Gamifikasi dan Game-based Learning: Apa bedanya?
Penulis: Ryan Oktapratama, M.Pd
Permainan atau game adalah sebuah jenis alat bantu yang cukup populer di kelas yang memiliki fasilitas memadai. Alat bantu ini juga merupakan bagian penting dalam dua model pembelajaran, yaitu gamifikasi dan pembelajaran berbasis permainan, yang juga biasa dikenal dengan istilah game-based learning. Kedua model ini tentu saja sekilas terlihat mirip, tetapi pada kenyataannya terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Lalu, apa bedanya gamifikasi dan game-based learning?
Mari kita bahas esensi dari game-based learning. Dalam buku Handbook of Game-based Learning yang disunting oleh Jan L. Plass, Richard E. Mayer, Bruce D. Homer, disebutkan bahwa permainan atau game dalam game-based learning bersifat unik karena memfasilitasi pembelajaran serta menciptakan ketegangan dalam proses desain aktivitas pembelajaran. Tidak hanya itu, guru perlu memperhatikan keseimbangan antara kebutuhan untuk mencakup materi pelajaran dan keinginan untuk mempromosikan permainan.
Jika guru terlalu fokus pada pencapaian tujuan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar yang dihasilkan mungkin tidak benar-benar terasa seperti sebuah permainan, karena elemen penting dari sebuah permainan, seperti kesenangan dan pilihan pemain, bisa hilang. Sebaliknya, jika fokusnya terlalu banyak pada permainan, maka fitur yang mendukung keseruan dapat menghalangi pencapaian tujuan pembelajaran.
Oleh karena itu, desain pembelajaran dalam game-based learning harus dilakukan secara berhati-hati menggabungkan seberapa besar masing-masing dari kedua tujuan ini, yaitu pencapaian tujuan pembelajaran dan kesenangan.
Berbeda dari game-based learning, gamifikasi melibatkan penambahan fitur permainan tertentu ke lingkungan belajar yang ada untuk membuatnya lebih menarik dan memotivasi murid. Contoh fitur yang paling sering digunakan guru adalah sistem hadiah dan struktur narasi, dan aplikasi-aplikasi yang sering digunakan semenjak masa pandemi adalah kuis-kuis digital, seperti Quizizz, Wordwall, Kahoot, dan Nearpod.
Kuis yang pada awalnya dilakukan melalui kertas beralih ke media digital. Tidak hanya itu, fitur-fitur yang dulunya tidak mungkin, sekarang menjadi mungkin oleh karena digitalisasi ini. Contohnya, musik yang menambah keseruan belajar, skor yang terupdate secara real time, serta unsur-unsur gamifikasi, seperti penambahan skor dua kali lipat, penambahan waktu lebih banyak, dan mengerjakan kembali soal yang salah.
Tentu saja, ini berbeda dari game-based learning, di mana aktivitas pembelajaran didesain ulang untuk membuatnya lebih menarik, bermakna, dan, pada akhirnya, lebih efektif untuk belajar daripada tugas non-permainan atau tugas gamifikasi.
Lalu, bagaimana guru dapat mengaplikasikan game-based learning dengan benar, sehingga aktivitas pembelajaran tidak hanya sebatas gamifikasi, tetapi membuat kegiatan-kegiatan menyenangkan dan tetap berfokus pada pencapaian tujuan pembelajaran? Temukanlah jawabannya di kursus Game dan Gamifikasi: Benarkah bisa meningkatkan hasil belajar murid? di platform pembelajaran online HaiGuru sekarang juga! Daftarkan diri Anda melalui link di bawah ini, dan kuasailah model pembelajaran ini bersama HaiGuru!