HaiGuru

search

Backward Design bisa membuat pembelajaran lebih efektif!

Penulis: Ryan Oktapratama, M.Pd.

Tahukah Anda bahwa ada dua cara membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu cara forward design dan backward design? Forward design sekilas terdengar seperti cara yang normal, yaitu membuat RPP dari awal hingga akhir. Sementara itu, backward design terkesan sebaliknya. Mungkinkah seorang guru membuat RPP dari bagian akhir dahulu, baru bagian awal? Apakah backward design lebih baik atau tidak dibandingkan dengan forward design?

Lawan dari kata ‘backward design’ adalah ‘forward design.’ Di forward-design, guru biasanya menyusun kegiatan pembelajaran (bagaimana mengajarkan konten), mengembangkan penilaian seputar kegiatan belajar tersebut, dan baru kemudian mencoba untuk menarik hubungan dengan tujuan pembelajaran.

Ada beberapa kelemahan dari cara ini, seperti kemungkinan dalam hal (1) asesmen formatif dan sumatif yang tidak sesuai dengan apa yang sudah dipelajari, (2) porsi materi pembelajaran yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akibat dari tidak melihat tujuan akhir pembelajaran, serta (3) murid kebingungan mengapa mereka harus mempelajari materi atau topik tersebut.

Di sisi lain, backward-design membalikkan proses tersebut. Dalam pendekatan ini, kita terlebih dahulu menganalisis kebutuhan murid. Untuk apa mereka belajar? Apa yang perlu mereka pahami? Apa yang mereka perlu lakukan? Hal ini menghasilkan tujuan keseluruhan untuk pembelajaran yang kemudian menjadi basis perancangan seluruh instruksi pembelajaran.

Lantas, apa itu sebenarnya model pembelajaran backward-design?

Menurut Wiggins & McTighe, para penulis buku “Understanding by Design” pada tahun 2011 yang merupakan cikal bakal terbentuknya backward-design model, disebutkan bahwa model ini merupakan sebuah cara berpikir, tidak hanya tentang mengisi kotak di template (dalam sebuah perencanaan pembelajaran).

Dijelaskan bahwa dalam sebuah pembelajaran haruslah dapat disimpulkan secara logis dari hasil akhir yang dicari, bukan berasal dari metode, buku, dan kegiatan yang paling nyaman bagi kita. Kurikulum harus menjabarkan cara paling efektif untuk mencapai hasil tertentu. Oleh karena itu, singkatnya, desain terbaik berasal dari pembelajaran yang dicari, yang kita sebut dengan backward-design model.

Lalu, strategi atau kiat-kiat apa yang dapat digunakan guru untuk menyusun RPP dengan backward-design model sehingga rencana pembelajaran menjadi lebih efektif? Daftarkan diri Anda di kursus Memproklamirkan Kristus Melalui Metode Backward Design dan Pendekatan Transdisiplin dan pelajari lebih lanjut di platform pembelajaran online HaiGuru!

Scroll to Top