Pembelajaran Holistik dengan Pendekatan Transdisiplin
Penulis: Ryan Oktapratama, M.Pd
Sebagai pendidik, salah satu hal yang dikhawatirkan adalah apakah konsep yang dipelajari dalam sebuah mata pelajaran dapat dibawa ke mata pelajaran lain. Jika ini mungkin, tentu saja pembelajaran akan holistik dan sangat efisien. Para murid pun cenderung tidak akan merasa hal yang mereka pelajari tidak relevan atau bermanfaat. Namun, pembelajaran seperti ini tidak lagi hanya sebuah impian; ini dapat terjadi jika guru menggunakan pembelajaran transdisiplin!
Pendekatan pembelajaran transdisiplin merupakan pendekatan pembelajaran yang menggabungkan berbagai macam disiplin ilmu untuk menemukan solusi atas permasalahan nyata yang sedang terjadi.
Oleh karena itu, dalam pendekatan pembelajaran transdisiplin, model pembelajaran yang dapat digunakan oleh para pendidik adalah jenis pembelajaran berbasis proyek, dimana dalam pembelajaran berbasis proyek, berbagai mata pelajaran akan saling terintegrasi dalam suatu tema atau topik tertentu. Perlu diketahui bahwa pembelajaran berbasis proyek merupakan turunan dari pembelajaran inkuiri. Pembelajaran inkuiri sebagian besar disetir oleh pertanyaan. Demikian halnya dalam pembelajaran berbasis proyek, juga dapat disetir oleh pertanyaan atau permasalahan nyata.
Sebagai contoh, pada kurikulum internasional IB PYP, mereka menggunakan 6 tema inkuiri yang digunakan sepanjang sekolah dasar untuk memfasilitasi proses inkuiri murid. Contoh lain, dalam kurikulum 2013 lalu, juga menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis proyek dalam pelaksanaannya.
Lantas, apa saja manfaat dari pendekatan pembelajaran transdisiplin? Manfaat pertama, seperti yang diungkapkan oleh Levinson (2016) di situs Edutopia.org, melalui pembelajaran transdisiplin, murid mengalami (experience) pembelajaran yang lebih dalam dan mulai berpikir out of the box ketika guru mereka berkolaborasi untuk menyajikan aspek berbeda dari mata pelajaran yang sama di berbagai disiplin ilmu.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dimengerti bahwa melalui pembelajaran transdisiplin, murid dapat mendapatkan ide yang sama di berbagai mata pelajaran sehingga mereka bisa mendapatkan inspirasi menerapkan suatu ide yang sama dari satu bidang ke bidang lainnya.
Saat mempelajari bidang yang baru pun mereka akan bisa menjelaskannya dengan cara yang praktis dan mudah dimengerti sebab mereka dapat melihatnya dari bidang yang mereka terlebih dahulu kuasai. Saat ini sangat penting bagi murid untuk belajar memecahkan masalah secara kreatif. Mereka perlu tahu bahwa seringkali ada lebih dari satu cara untuk memecahkan masalah.
Mengenai manfaat selanjutnya, dalam sebuah laporan mengenai praktik pembelajaran transdisiplin di kurikulum IB PYP, dijelaskan bahwa kerangka pembelajaran transdisiplin bersifat holistik, dengan penekanan pada keutuhan anak dan proses inkuiri yang autentik dan signifikan. Dampaknya adalah murid dapat mempelajari konsep dan keterampilan yang melampaui berbagai disiplin.
Dari pernyataan tersebut, kita dapat memahami bahwa melalui pembelajaran transdisiplin, murid dapat bertumbuh secara holistis, yakni menjangkau berbagai area dalam hidup mereka, seperti pertumbuhan pribadi, sosial, emosional, dan intelektual.
Nah, lalu bagaimana guru dapat mengimplementasikan pendekatan pembelajaran transdisiplin? Pelajari selanjutnya dengan mendaftarkan diri Anda di kursus Memproklamirkan Kristus Melalui Metode Backward Design dan Pendekatan Transdisiplin melalui link di bawah ini dan tingkatkan kompetensi Anda dengan platform pembelajaran online HaiGuru!