Ceramah: Metode Mengajar yang Tidak Bisa Ditinggalkan
Penulis: Ryan Oktapratama, M.Pd.
Robert J. Marzano, dalam bukunya yang berjudul “The New Art and Science of Teaching,” menyebutkan bahwa di beberapa kalangan, instruksi langsung seperti ceramah memiliki reputasi yang ternoda. Hal ini umumnya terkait dengan penyajian materi seperti pada perkuliahan di mana murid menjadi konsumen informasi yang pasif.
Memang benar bahwa guru dapat melaksanakan pengajaran langsung—dan semua jenis pengajaran lainnya—dengan cara yang tidak partisipatif. Pada faktanya, penelitian terus mendukung peran penting dari instruksi langsung. Pengakuan seperti itu biasanya terjadi di tengah seruan keras untuk dilakukannya instruksi berbasis inkuiri.
Sebagai contoh, pada tahun 2011, disebutkan bahwa Marzano menulis sebuah artikel yang berjudul “The Perils and Promises of Discovery Learning” dan melaporkan meta-analisis dari 580 perbandingan antara pembelajaran discovery dan instruksi langsung di mana ditemukan bukti bahwa instruksi langsung lebih unggul daripada pembelajaran discovery dalam kebanyakan situasi.
Lebih lanjut, Marzano menyebutkan bahwa pembelajaran discovery memiliki tempat penting dalam beberapa jenis pelajaran, tetapi instruksi langsung merupakan dasar keberhasilannya. Lebih khusus lagi, instruksi langsung sangat penting ketika guru menyajikan konten baru kepada murid.
Selain itu, mengenai instruksi langsung, Marzano menyebutkan bahwa keadaan mental dan proses yang diinginkan pada murid adalah: Ketika konten baru disajikan, murid memahami bagian mana yang penting dan bagaimana bagian-bagian itu cocok atau terkait satu sama lain.
Oleh karena itu, ada beberapa tips pelaksanaan metode ceramah yang efektif berdasarkan apa yang dipaparkan oleh Marzano.
Tips pertama adalah memecah-mecahkan materi (chunking content). Ketika informasi baru disajikan bagi murid, mereka paling baik memprosesnya secara bertahap dan penambahan-penambahan sedikit demi sedikit yang dapat dimengerti. Ini karena murid hanya dapat menyimpan sejumlah kecil informasi dalam memori kerja mereka.
Untuk lebih memahami ini, Marzano memberikan sebuah contoh: Seorang guru yang menyajikan informasi baru kepada murid tentang topik pemanasan global dapat melakukannya dengan menggunakan beberapa halaman dari buku teks.
Untuk menyajikan konten dalam bagian-bagian kecil yang dapat dicerna untuk murid, guru pertama-tama membaca halaman-halaman buku, kemudian mencari jeda yang tepat dalam bacaan. Selanjutnya, guru mungkin memutuskan bahwa akan meminta murid berhenti setelah tiga paragraf pertama dan menyediakan waktu bagi mereka untuk merenungkan isinya.
Ingin mempelajari tips-tips lebih lanjut mengenai strategi instruksional? Klik tautan di bawah ini, dan daftarkan diri Anda di kursus HStrategi Instruksional Efektif Untuk Meningkatkan Partisipasi Murid! Ayo pelajari cara-cara meningkatkan partisipasi murid dalam pembelajaran bersama HaiGuru!