Menjadi Guru yang Berkembang dan Bertransformasi melalui Refleksi

Penulis: Ryan Oktapratama, B.Ed., M.Pd.

Refleksi adalah salah satu hal yang sekarang ini kerap dibahas oleh karena eksistensinya dalam Kurikulum Merdeka. Salah satu dari 6 Profil Pelajar Pancasila adalah ‘Bernalar Kritis.’ Di dalam profil tersebut, elemen kunci nomor 4 adalah ‘Merefleksi pemikiran dan proses berpikir.’

Para murid kita dituntut untuk dapat merefleksikan pemikiran dan proses berpikir mereka. Sebagai guru, tentu kita adalah pihak yang harus membimbing mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai guru perlu menjadi teladan bagi murid dalam melakukan proses refleksi terlebih dahulu; refleksi sudah seharusnya menjadi kebiasaan guru.

Tetapi, sebelum lebih lanjut, apa itu refleksi? Dan apakah itu guru reflektif?

Refleksi yang dimaksudkan di sini bukanlah refleksi pada mata pelajaran Fisika, yakni perubahan arah rambat cahaya ke arah sisi (medium) asalnya, setelah menumbuk antarmuka dua medium.

Tetapi, istilah refleksi di sini adalah refleksi yang khusus digunakan dalam konteks kegiatan belajar mengajar. Salah satu sinonim refleksi yang dimaksudkan di sini adalah cerminan atau gambaran. Mari kita lihat definisi refleksi ini dari berbagai sumber.

Dikutip dari The Open University, disebutkan bahwa refleksi diri seperti melihat ke cermin dan menggambarkan apa yang kita lihat. Ini adalah cara menilai diri kita sendiri, cara kita bekerja, dan cara kita belajar.

Selanjutnya, disebutkan oleh Williams (2011) bahwa refleksi adalah sebuah cara untuk mengidentifikasi metode berpikir dan belajar tertentu.

Selain itu, Glissmann (2017) menyebutkan refleksi merupakan pertimbangan pribadi atas keberadaan saat ini, dan terutama bagaimana masa kini dipengaruhi oleh masa lalu, untuk secara sengaja memengaruhi masa depan seseorang.

Dari ketiga definisi tentang refleksi tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa refleksi merupakan proses menilai diri sendiri dalam hal cara bekerja, belajar, dan berpikir di masa lalu, secara apa adanya dengan tujuan memengaruhi masa depan. Artinya melalui proses refleksi, seseorang bisa meningkatkan kualitas dirinya dalam bekerja, belajar, maupun berpikir.

Kata refleksi ini juga memiliki sinonim lain selain gambaran dan cerminan, yakni metakognisi. Metakognisi mengacu pada kemampuan seseorang untuk memikirkan tentang cara berpikir atau belajarnya (thinking about thinking). Contoh-contoh pertanyaan metakognisi seperti, “Mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan?” “Mengapa saya bertindak, berbicara, atau berpikir demikian?”

Dalam konteks guru, guru reflektif dapat dikatakan sebagai guru yang sering atau memiliki kebiasaan melakukan refleksi. Dengan kata lain, guru reflektif adalah guru yang secara konsisten memikirkan dengan jujur bagaimana ia bekerja, belajar, dan berpikir, agar kedepannya bisa meningkatkan kualitas dari hal-hal tersebut. Untuk apa ditingkatkan kualitasnya? Agar bisa melayani para murid dengan lebih baik lagi.

Ingin pelajari lebih lanjut? Segera daftar kursus Bertumbuh dalam Pengajaran Melalui Refleksi di HaiGuru!! Atau dapat klik melalui link berikut ini

Artikel Lainnya

Kunjungi Kami

Head Office & Studio
HaiGuru

Syarat Ketentuan

Kebijakan Privasi

Hubungi Kami
Ikuti Kami
Copyright @2021, HaiGuru®